Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ini selain dikenal kesalehannya, juga masyur lantaran kesederhanaannya. Makanannya tak lebih baik dari makanan rakyat jelata. Ia tak membangun rumah pribadi dan hanya membelanjakan 2 dirham sehari.
Raja Bizantium, saat menerima kabar wafatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 719 M. Berkomentar : "saya tidak begitu heran melihat seorang pertapa yang meninggalkan kesenangan duniawi agar dapat menyembah Tuhan. Tapi saya sungguh kagum menyaksikan pemilik kesenangan duniawi yang tinggal meraih dari telapak kakinya, tapi ia malah menutup matanya rapat-rapat dan hidup di dalam kesalehan.
Umar dikenal paling anti dengan hadiah. Keluarga kerajaan, yang biasanya hidup mewah atas biaya rakya, sudah tentu tidak suka dengan kebijakan Umar. Dalam kisah lain diceritakan, Umar juga tampak kaget menerima kabar bahwa salah satu puteranya membeli permata yang mahal, Umar pun segera menulis surat : "jika surat ini sampai, juallah cincin itu dan beri makanlah 1000 orang miskin. Lalu buatlah cincin dari besi China, lalu tulis di situ : "Allah mengasihi orang yang tahu harga dirinya yang sebenarnya."
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menceritakan kebijakan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz ini. Kisah-kisah yang perlu kita renungkan dan kita refleksikan di tengah-tengah ramainya orang mempromosikan dirinya layak sebagai penguasa dan pemangku jabatan menjelang pemilu, dan biasanya jabatan adalah identik dengan kekayaan dan kemewahan. Bahkan tak jarang motivasi dasar untuk mendapatkan jabatan, adalah media atau jalan untuk mendapatkan kekayaan dan kemewahan.
Sumber :
Risalah Asy Syarif Edisi 20 Tahun ke 2, 2009 halaman 2
1 komentar
Kalau jadi pemimpin,,,
BalasHapus"Ojo rumangsa iso, tapi iso o rumangsa"
seharusnya "bukan merasa bisa, tapi bisalah merasa" :)
Begitu juga untuk kita...