PENDIDIKAN ISLAM Mencetak generasi Unggulan


MENYEDIHKAN! Itulah kata yangpantas untuk menggambarkan wajah pendidikan sekarang. Tidak bisadipungkiri, bahwa kondisi pendidikan di negeri kita saat ini `babakbelur'. Baik dari sisi kualitas SDM yang dihasilkan maupun kurikulumyang diterapkan.
Dari sisi SDM misalnya, SDM yang dihasilkanpendidikan kita jauh dari harapan. Saat ini, hampir di seluruhkota-kota besar free sex, narkoba, tawuran dan prilaku rusak lainnyaseolah menjadi 'teman karib' pelajar sekarang. Sebagai contoh sebanyak66,67 persen atau 140 dari 210 orang pemakai narkotika dan obat-obatanberbahaya (narkoba) di jawa tengah berumur 21-30 tahun termasuk didalamnya mahasiswa (kompas 27/8/2002).
Fakta yang lebih menyakitkan bahwa sistem pendidikan di Indonesiaberada di urutan 12 dari 12 negara Asia, bahkan lebih rendah dariVietnam. Sementara itu, berdasarkan hasil penilaian program pembangunanPBB (UNDP) pada tahun 2000 menunjukan kualitas SDM Indonesia mendudukiurutan ke-109 dari 174 negara atau sangat jauh dibandingkan negaraSingapura yang berada pada urutan ke-24 (Satunet.com).

Jelaslahbahwa sistem pendidikan ini terbukti telah gagal melahirkan manusiasholeh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melaluipenguasaan sains dan teknologi.

Dari sisi kurikulum, pendidikandi Indonesia di akui atau tidak masih menggunakan warisan kolonialBelanda yang berorientasi pada materialisme dan menafikan aspek ruhiahyang akan menghasilkan dikotomi pendidikan, dimana pendidikan agama disatu sisi dengan pendidikan umum di sisi lain. Pendidikan agama melaluimadrosah, institut agama, dan pesantren dikelola oleh departemen agama.Sementara pendidikan umum melalui Sekolah Dasar, SMP, SMA, dan kejuruanserta perguruan tinggi yang dikelola oleh depdiknas. Agama ditempatkansekedar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadilandasan dari seluruh aspek. Seperti di fakultas ilmu pengetahuan danteknik di Universitas Baghdad tidak terdapat satu matakuliahpun yangberhubungan erat dengan agama Islam kecuali satu matakuliah masyarakatarab. Di UPI sendiri, pendidikan agama hanya 2 sks. Sehingga wajarmahasiswa yang dihasilkan jauh dari pemahaman Islam. Tidak jarangmuncul sosok insan yang berkepribadian ganda, istilahnya STMJ ' solatterus maksiat jalan'. Hal ini tentu mengakibatkan keguncangan danketidakseimbangan hidup. Manusia mengalami kehampaan nilai danketerbauran, disfungsionalisasi, ketidakutuhan (disintegrasi),keterlantaran sekaligus keterpurukan. (Lukman 2004).

Mengharapkankondisi pendidikan ideal dalam sistem kehidupan kapitalis sekular(pemisahan agama dari kehidupan) memang merupakan suatu hal yangmustahil. Terdapat sejumlah pertanyaan yang muncul ketika kita melihatkondisi yang dipaparkan di atas. Paling tidak pertanyaan tersebutadalah seberapa produktif sistem pendidikan nasional yang ada saat ini?

Sistemkapitalis telah menyeret manusia kepada suatu pemikiran yang serbaterukur secara material, kekinian, dan serba prafan. Disadari atautidak, berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapatmengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapatberupa gelar kesarjanaan, kekayaan atau apapun yang setara denganmateri yang telah dikeluarkan. Sehingga menjadi suatu hal yang wajar,mekanisme pendidikan yang ada hanya sekedar transfer ilmu yangberorientasi pada pencapaian nilai yang bagus tanpa memperhatikanpenguasaan dan pemahaman terhadap ilmu yang diberikan. Untuk mencapaiorientasinya, tidak sedikit yang akhirnya menghalalkan segala caraseperti mencontek, suap dan sebagainya.

Jika ditanya, apapenyebab utama carut marutnya pendidikan di negeri ini, makapenyebabnya bersifat sistemik yakni karena diterapkan sistem pendidikansekular dan dicampakkannya sistem pendidikan Islam yang mulia .Olehkarena itu, memahami ideologi apa yang mendasari suatu negara merupakansuatu hal yang pertama ketika berbicara sistem pendidikan.Ketidakpahaman terhadap sistem pendidikan dan karakter manusia yanghendak dibentuknya hanya akan membuat program-program pendidikanmenjadi trial and error. Sungguh sistem sekular telah melenakan umatmanusia dari kebenaran.

Memotret Sistem Pendidikan Islam

Islam sebagai dien yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tidakterkecuali aspek pendidikan mengatur bahwa pendidikan merupakan bagiankebutuhan mendasar manusia dan dianggap sebagai bagian dari prosessosial.

Pendidikan dalam Islam harus kita pahami sebagai upayamengubah manusia dengan pengetahuan dengan sikap dan prilaku yangsesuai dengan kerangka nilai tertentu (Islam). Secara pasti tujuanpendidikan Islam yaitu menciptakan SDM yang berkepribadian Islam, dalamarti cara berfikirnya berdasarkan nilai Islam dan berjiwa sesuai denganruh dan nafas Islam. Begitu pula, metode pendidikan dan pengajarannyadi rancang untuk mencapai tujuan tadi. Setiap metodologi yang tidakberorientasi pada tercapainya tujuan tersebut tentu akan dihindarkan.Jadi, pendidikan Islam bukan semata-mata melakukan knowledge transfer,tetapi memperhatikan apakah ilmu pengetahuan yang diberikan itu dapatmengubah sikap atau tidak.

Dalam kerangka ini maka diperlukanmonitoring yang intensif oleh seluruh lapisan masyarakat termasukpemerintah (negara) terhadap prilaku peserta didik, sejauh mana merekaterikat dengan konsepsi-konsepsi Islam.

Pendidikan Terpadu

Agarkeluaran pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai harapan, harus dibuatsistem pendidikan terpadu. Artinya, pendidikan tidak hanyaberkonsentrasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang ada harusmemadukan seluruh unsur pembentuk sistem pendidikan yang unggul. Dalamhal ini, minimal ada 3 hal yang harus menjadi perhatian. Pertama,sinergi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan yangintegral harus melibatkan tiga unsur di atas. Sebab, ketiga unsur diatas menggambarkan kondisi faktual objektif pendidikan. Saat ini ketigaunsur tersebut belum berjalan secara sinergis, di samping masing-masingunsur tersebut juga belum berfungsi secara benar. Kedua, kurikulum yangterstruktur dan terprogram mulai dari tingkat TK hingga PerguruanTinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat menjadi jaminanbagi ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada setiapjenjangnya. Pada tingkat dasar atau menjelang balig (TK dan SD),penyusunan kurikulum sedapat mungkin bersifat mendasar, umum, terpadudan merata bagi setiap anak didik yang mengikutinya. Di Perguruantinggi baru di berikan tsaqofah –tsaqofah asing dengan maksud bukanuntuk diambil tapi untuk di jelaskan kebobrokannya. Ketiga,Berorientasi kepada pembentukan tsaqofah Islam, dan penguasaan terhadapilmu pengetahuan.

Tanggung Jawab Negara dalam Pendidikan

Dalamkonteks pendidikan, Islam telah menentukan bahwa negaralah yangberkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistempendidikan yang diterapkan dan mengupayakan agar pendidikan dapatdiperoleh rakyat secara mudah. Perhatian Rasulullah saw. Terhadap duniapendidikan tampak ketika beliau menetapkan para tawanan Perang Badardapat bebas jika mereka mengajarkan baca-tulis kepada sepuluh orangpenduduk Madinah. Imam ad-Damsyiqi telah menceritakan sebuah riwayatdari al-Wadliyah bin Atha' yang menyatakan, bahwa di kota Madinahpernah ada tiga orang guru yang mengajar anak-anak, khalifah Umar binal-Khathab memberikan gaji kepada mereka masing-masing sebesar 15 dinar( 1 dinar=4,25 gram emas).

Sahabat-sahabat yang budiman, Apakahsistem pendidikan sekular ini akan terus dipertahankan? Marilah kitabergegas membangun sistem pendidikan Islam, yang akan melahirkangenerasi yang berkepribadian Islam. Generasi yang mampu mewujudkankemakmuran dan kemuliaan peradaban manusia. Wallahu a'lam biash-shawab. [RF]***

0 komentar:

Posting Komentar

Peternakan Kelinci Holland Lop Sheno dan Rizky
Jl. Cikadut Dalam (Arah Terminal Cicaheum Bandung) No. 270, RT 6/ RW 3, Mandalajati, Karang Pamulang, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat 40273
0819-1050-0571

www.jualkelincihollandlop.info