Di dalam aksinya mereka meninggikan bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid. Mereka juga membawa poster yang berisi tuntutan mereka seperti, "Kenaikan TDL, Bukti Kebobrokan Sistem Kapitalisme", "Tolak Kebijakan Dzolim Kenaikan TDL", "Mau Sejahtera? Terapkan Syariat Islam", "Hidupa Mulia dengan Syariah dan Khilafah".
HTI Tantang Kementrian ESDM Adu Konsep Pengelolaan Energi
Sebelumnya, Hizbut Tahrir juga menggelar aksi longmarch dari depan Istana Presiden menuju Gedung Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (25/06/10). Sambil mengacung-acungkan sejumlah poster, mereka menuntut agar pemerintah membatalkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Sejumlah spanduk mereka usung, di antaranya bertuliskan, Kapitalisme Terbukti Menyengsarakan, Ganti dengan Khilafah; dan Energi Milik Umat, bukan Penguasa! Kembalikan dengan Syariah dan Khilafah.
Tidak puas dengan hanya membawa spanduk ukuran biasa mereka pun membawa dua buah spanduk raksasa yang kontan saja semakin menarik perhatian sejumlah pengguna jalan yang melintas.
Spanduk raksasa tersebut bertuliskan, Khilafah akan Mengelola Listrik dengan Harga Murah; dan TDL Naik Penguasa Kian Neolib, Rakyat Makin Menjerit.
Sesampainya di Kementrian ESDM, sejumlah perwakilan disambut masuk oleh Agus Salim, Biro Hukum dan Humas Kementrian ESDM beserta jajarannya.
Kemelut TDL ini merupakan trik liberalisasi yang diinginkan negara-negara Barat untuk mengambil kekayaan alam Indonesia. “Bapak-bapak harus waspada, ini akan terus berjalan selama kapitalisme memimpin negeri ini,” papar Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto.
“Maka kami mengajak Bapak-Bapak untuk memilih syariah Islam dan meninggalkan sistem yang hanya menguntungkan asing dan anteknya itu,” ajaknya.
Rakyat ini diam bukan berarti setuju dengan keputusan pemerintah. Mereka itu lelah, lelah didzalimi terus. Rakyat pun tidak dapat berharap lagi kepada DPR yang selalu pro kepada kepentingan asing dan penguasa tetapi abai terhadap hajat hidup orang banyak.
“Tadi di luar saya berbicara dengan beberapa polisi yang menjaga aksi kami, mereka juga tidak mau TDL dinaikan, tetapi para polisi itu tidak bisa protes, kami hanya menyambung lidah mereka sebenarnya,” ungkap Ismail.
Kemudian Ismail pun menjelaskan solusi Islam terkait tata cara mengelola energi dan sumber daya alam lainnya sehingga mensejahterakan seluruh rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar