Mahasiswa UPI menuntut: bubarkan aktfitas maksiat


disarikan dari kabar upi, laporan berita oleh Aris Fadly (dengan pengeditani yang diperlukan)

Bumi Siliwangi, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang tergabung dalam Gertak Maksiat (Gerakan Tolak Maksiat) menolak perayaan Valentine di lingkungan UPI. Gerakan yang digagas KALAM UPI, IPS (ikatan Pecinta Sastra), LGPAB (Lingkar Peduli Anak Bangsa), dan GEMA PEMBEBASAN UPI ini melibatkan semua unsur UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ke-islaman serta organisasi di luar UPI, melakukan long march dari pelataran Masjid Al-Furqan, menuju pelataran Kantor BNI, FPIPS, perpustakaan, FPMIPA, dan berakhir di pelataran Masjid Al-Furqan.

“Kita mengajak seluruh civitas akademika Univeristas Pendidikan Indonesia untuk menolak perayaan valentine days ini,” kata Reka, koordinator aksi menolak Valentine Day saat berorasi di depan Gedung JICA, Senin (14/2/2011), di Kampus UPI Jln. Setiabudhi No. 229, Bandung.

Menurut para pengunjuk rasa, perayaan valentine days menimbulkan mudarat yang besar bagi masyarakat. Misalnya, perayaan hari kasih sayang menyebabkan maraknya pacaran di kalangan remaja. Pada gilirannya, aktivitas ini menyebabkan maraknya perzinaan, sehingga berujung pada aborsi. Valentine days dapat merusak generasi bangsa, bahkan menghancurkan harapan orang tua terhadap anaknya.

"dalam islam tidak ada perayaan kasih sayang, karna islam mengajarkan kita agar selalu berkasih sayang, jadi ta perlu dirayakan" komentar salah seorang peserta aksi.

“Kita melakukan aksi dengan maksud meluruskan agar bangsa tidak lagi berbuat maksiat,” ujar Reka, mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis sekaligus mahasiswa yang masih aktif menjabat sebgai ketua KALAM UPI.

Gerakan ini juga tak hanya menuntut masyarakat upi secara khusus, dan masyarakat indonesia pada umumnnya, agar bersegera meninggalkan kemaksiatan terbesar yang sampai saat ini masih juga dilakukan, yakni ditinggalkannya syariat Allah dan diterapkannya hukum kufur buatan manusia."valentine, pergaulan bebas, dan aborsi, hanyalah sedikit saja akibat dari sistem sekuler ini" ujar Hendri dengan lantangnya saat melakukan orasi di deepan gedung FPIPS, "maka bila kita ingin menghilangkan valentine dan esek-esek, tentu harus menghanguskan penyebabnya, yang telah mengijinkan semua itu timbul, yaitu sistem demokrasi sekuler", katanya lagi.

Mengutip perkataan Hj. Irena Handono, bahwa dari segi sejarah pun valentine tidak bisa dipastikan secara benar karna banyaknya versi, yang jelas valentine adalah merupakan kebudayaan orang barat dan bukan dari islam dan faktanya telah banyakmenimbulkan kerusakan di Indonesia. menuruta data dari BKKBN (Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional) pada tahun 2010 dihasilkan data yang cukup mencengankan, remaja (muda-mudi) yang melakukan seks pra nikah di Bandung mencapai 47%,51% jabotabek,54% Surabaya,52% Medan, dan Dari 1060 mahasiswi di DIY ,97,05% sudah hilang keperawanannya saat kuliah. Padahal rasulullah jauh-jauh hari telah mengingatkan bahwa "barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut".

Masa mengakhiri aksinya dengan pembacaan parnyataan sikap berisi tungtutan agar pihak pengambil kebijakan khususnya di wilayah UPI dan umumnya di negri ini, mengambil langkah cerdas dengan mengambil syariah islam sebagai solusi semua permasalahn terutama solusi dari kemaksiatan yang telah mengakar ini. pernyataan sikap ini dibacakan di depan gedung perpustakaan universiatas Pendidikan Indonesia. ([M] - TIM Lampu KALAM, gugus media)


1 komentar

  1. teruskan perjuanganmu kawan...KALAM UPI tetap terdepan menegakan kebenaran..

    BalasHapus

Peternakan Kelinci Holland Lop Sheno dan Rizky
Jl. Cikadut Dalam (Arah Terminal Cicaheum Bandung) No. 270, RT 6/ RW 3, Mandalajati, Karang Pamulang, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat 40273
0819-1050-0571

www.jualkelincihollandlop.info