invitation to think: 5

Kita Umat Islam, Umat dengan Misi yang Besar Karena Itu Bersiaplah !


S
uatu ketika Rib'i bin Amir ra. diperintahkan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. untuk bernegosiasi dengan panglima angkatan bersenjata Persia, namun bukannya menaati perintah sang khalifah melainkan  ia mengatakan, "Kami umat islam diutus Allah Ta'ala ke muka bumi ini untuk membebaskan manusia dari penghambaan sesama hamba -penghambaan sesama manusia-, untuk hanya menghamba kepada Allah, rabbnya hamba rabbnya manusia".


Dalam kisah diatas, terdapat pelajaran penting yang harus selalu kita ingat, bahwa umat islam adalah umat yang memiliki tugas besar, yaitu membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama hamba (apapun bentuknya) untuk hanya menghamba kepada Allah semata. Tentu ini bukanlah tugas yang main-main, bahkan Rasulullah pun gemetaran bukan main ketika diserahi tugas ini, namun Allah  Yang Maha Pemurah menguatkan beliau beserta orang-orang pilihan lainnya sehingga mampu melaksanakan dan mengemban amanah ini, risalah Islam.


Manusia dibawah Perbudakan ?

Suka atau tidak suka, kita tidak dapat mengelak kenyataan bahwa sesungguhnya saat ini kita berada dibawah perbudakan. Dilihat dari cangkupannya secara garis besar kami memandang ada dua jenis perbudakan, yaitu perbudakan individu oleh hawa nafsu dan perbudakan masyarakat oleh peraturan/ sistem yang diterapkan. Kedua perbudakan inilah yang sejak dulu menutup manusia dari cahaya al-haq, petunjuk dari Allah Azza wa Jalla.

Pertama, adalah perbudakan yang meliputi kepribadian seseorang/ individu, penyebabnya karena ada yang salah dengan aqliyyah (pola pikir) dan nafsiyyah (pola sikap)  orang tersebut sehingga sakhsiyyah-nya (kepribadian) pun menjadi salah. Indikasi seseorang berada di bawah perbudakan ini yaitu ketika dia tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, baik itu nafsu terhadap uang, lawan jenis, jabatan dan kekuasaan, dan berbagai materi yang bersifat duniawi lainnya alias fanatik terhadap nilai-nilai materi dunia. Inilah yang rasulullah nyatakan sebagai penyakit Wahn,  yaitu cinta kehidupan dan takut mati (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Tipe perbudakan ini tidak akan merugikan orang lain, karena kefanatikan terhadap dunia hanya akan menggelapkan pikirannya dan membutakan hatinya jauh lebih dalam lagi hingga ketika dia tersadar adalah ketika saat-saat sakaratul maut yang paling dibencinya. Naudzubillahi min dzalik…

Yang ke dua perbudakan yang daya rusaknya bukan lagi berada pada ranah individu melainkan telah merusak peraturan yang mengikat masyarakat serta merusak kehidupan masyarakat. Inilah yang kami sebut sebagai perbudakan masyarakat/ sistemik. Perbudakan ini disebabkan oleh sistem yang mendominasi di tengah-tengah masyarakat. Namun terkadang kita tidak menyadari bahwa saat ini sebenarnya kita sedang dalam perbudakan, perbudakan sistemik yang telah menjauhkan umat ini dari kemuliaan islam. Sistem peraturan yang saat ini diterapkan nyata-nyata telah terbukti membawa kehidupan yang sempit dengan menjauhkkan peranan agama (Islam) dalam mengatur kehidupan (Sekuler). Kehidupan yang Sekuler ini pun telah nyata menjadi sebab utama yang mengantarakan kita ke dalam perbudakan! Dalam bidang sosial, tak sedikit generasi muda kita diperbudak oleh syahwatnya. Dalam bidang hukum, kita diperbudak oleh berbagai kepentingan orang-orang kuat -yang memiliki kewenangan-. Dalam bidang ekonomi, kekayaan alam kita dirampok oleh para elit kapitalis yang diperbudak oleh ketamakan mereka.


Melepaskan Diri dari Perbudakan Menyongsong Kemuliaan... 
Sejak dulu orang-orang senantiasa mencari kebebasan karena dianggap terdapat kebahagiaan dalam kebebasan. Seperti orang-orang kristen yang berusaha membebaskan diri dari kekuasaan Gereja dan para tirani yang telah berabad-abad menyengsarakan mereka. Hingga pada akhirnya mereka berhasil membebaskan diri sekaligus menciptakan kehidupan sekuler, terbebas dari aturan agama mereka. Bahkan jika kita mencari satu per satu catatan sejarah manusia di seluruh dunia -apapun bangsanya, rasnya, bahasanya, kebudayaannya- pastilah akan kita jumpai bahwa mereka semua mencari kebebasan.

Namun sekarang berbeda, apa yang dulu diperjuangkan setiap bangsa itu ternyata malah membawa kita kedalam penjara perbudakan modern, dibawah arus liberalisasi global.

Sesungguhnya islam diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia dari segala jenis perbudakan, tanpa mengekang manusia ataupun membebaskan manusia. Islam menetapkan suatu batasan  dalam mengatur tingkah laku manusia, baik itu dalam hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan dirinya, atau hubungan dengan penciptanya –yang semua itu tercangkup dalam syariah islam-. Namun aneh, ada saja orang yang menyatakan "Syariah Islam sudah tidak layak diterapkan, karena aturan yang ketat seperti syariah islam membuat manusia menjadi tidak kreatif" dan ungkapan senada lainnya. Padahal kenyataannya justru karena zaman ini terlampau bebas, syariah islam sangat layak untuk diterapkan. Memang apa yang bisa diharapkan dari zaman kebebasan ini? Moral para penerus kita rusak, penguasa kita bejad, masyarakat kita melarat. Kreatifitas apa yang diharapkan dari kebebasan seperti ini? Apakah dengan bertelanjang di depan kamera dianggap kreatif? Jika begitu apa bedanya dengan orang gila?!

Kami menyampaikan hal ini tanpa bermaksud untuk menggurui melainkan hanya sebatas mengingatkan, bahwa sudah lebih dari saatnya kita membebaskan diri kita dengan Islam. Karena makna dari kebebasan yang hakiki adalah kebebasan untuk mengabdikan diri kepada Rabb kita, tanpa diperbudak oleh hawa nafsu. Sebagaimana yang dulu pernah dilakukan oleh rasulullah dan orang-orang pilihan lainnya, mengemban tugas besar dan mulia juga menerima segala resikonya. Karena itu marilah kita bersama-sama memperjuangakn kehidupan islam, untuk kemulian hidup kita maupun anak dan cucu kita kelak. wallahu 'alam...

5 komentar

  1. assalamu alaikum.gan..memang kita sebagai umat islam mempunyai misi yg besar salah satunya yaitu menghapus perbudakan.. ini telah dilakukan rasul semenjak zaman dahulu..kita dizaman sekarang tinggal melanjutkan misi tsb..cuma utk menghapus sistem perbudakan..ini tidak semudah membalikkan telapak tangan kalau dipikir-pikir mungkin lebih mudah menghapus perbudakan zaman dahulu kita cuma tinggal beli budak tsb dan memerdekakannya..beda dengan zaman sekarang sistem perbudakan ini tidak nyata ttp ada..bahkan kita sendiri terkadang tak sadar bahwa secara tak langsung kita telah diperbudak..dan ada pula yg lebih merasa nyaman menjadi budak..jadi inilah misi besar kita menyadarkan..mereka-mereka ini..mungkin kalau dilanjutkan gan..bakalan panjang ni...jadi sekian aja dulu..

    BalasHapus
  2. nice post..
    kalo soal perbudakan sepertinya tergantung dari individu masing-masing ya sob..
    selama kita saling menghargai hak dan kebebasan orang lain (kebebasan yg terarah looh), mungkin akan dapat tercipta kehidupan yang terbebas dari perbudakan. tapi utophia semacam itu sepertinya sulit deh.. kebanyakan dari kita (saya termasuk) lebih suka mementingkan kebahagiaan diri sendiri dengan cara apa pun, termasuk dengan menekan orang lain, asal tujuannya tercapai.
    jadi.. kapan ya kita dapat merdeka..?

    BalasHapus
  3. halo gan, apa kabar? Setuju banget dengan postnya. perbudakan mang mempunyai banyak cara dan terkadang malah qta sendiri menawarkan diri untuk diperbudak

    BalasHapus
  4. nice every one!

    untuk mewujudkan itu semua memang buakn hal yang mudah, diperlukan bnyak pengorbanan! Hrata jiwa, tenaga! semuanya... tapi Allah menjanjikan kemuliaan sebagai ganti dari pengorbanan itu... ^_^

    GANBATTE !

    BalasHapus
  5. Yupz ganbatte, qta ga blh kalah ma hawa nafsu, walo itu memang susah bgt. Srg kali soalnya kalah diperbudak ma nafsu

    BalasHapus

Peternakan Kelinci Holland Lop Sheno dan Rizky
Jl. Cikadut Dalam (Arah Terminal Cicaheum Bandung) No. 270, RT 6/ RW 3, Mandalajati, Karang Pamulang, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat 40273
0819-1050-0571

www.jualkelincihollandlop.info