YAMAN PUN NEGERI ASAL PARA ILMUWAN

Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar

..Yaman sedang bergolak. Presidennya terluka dan kabur berobat ke Saudi Arabia. Suasana politik menjadi serba belum pasti hingga tulisan ini ditulis. Dalam suasana seperti itu tentu sulit untuk melanjutkan kehidupan secara normal, apalagi aktivitas pendidikan dan pengembangan sains dan teknologi.
Dahulu, ketika khilafah masih tegak dan syariah masih diterapkan, keributan politik tak banyak berpengaruh pada aktivitas pendidikan dan pengembangan sains, karena aktivitas ini sudah melebur dalam kehidupan masyarakat. Karena itu meski Khalifah silih berganti dan sebagian bahkan secara berdarah tetapi pendidikan tetap berjalan dengan kualitas tinggi, melanjutkan nilai-nilai Islam ke generasi berikutnya. Para ilmuwan juga tetap berkarya karena era yang baru tentu tetap membutuhkan kontribusi mereka.
Di masa lalu, meski Yaman tidak sebesar Baghdad atau Cordoba, namun Yaman ternyata juga pernah punya sejumlah ilmuwan besar. Yang pertama Ya'qub bin Ishaq Al Kindi (Alkindus), yang dijuluki "guru filosof kedua pasca Aristoteles" Dia hidup dari 801-873 M. Meski lahir di Kufah Irak, tetapi Al Kindi adalah keturunan bani Kindah yang berasal dari Yaman. Selain filosof, dia juga ahli berbagai bahasa, juga dokter yang meneliti dosis tepat khasiat obat (farmakologi) dan menggabungkannya dengan khasiat terapi musik, bahkan juga bereksperimen dengan cryptografi - bagian ilmu matematika untuk menyandi dan mengungkap informasi yang tersandi. Al Kindi pernah menjadi tokoh sentral di Baitul Hikmah di Baghdad, dan beberapa Khalifah Abbasiyah menunjuknya untuk menjadi guru privat anak-anak khalifah serta memimpin tim penerjemahan banyak naskah Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Karena naskah-naskah ini umumnya membahas filsafat, maka dalam perkembangannya, tulisan-tulisan Al Kindi tentang filsafatlah yang paling banyak dibicarakan orang.

Sebagian dari karya filsafat Al Kindi memang kontroversial dan menjadi sasaran kritik para ahli Ushuluddin. Misalnya Al Kindi menganggap bahwa wahyu dan pengetahuan empiris adalah dua jalur yang sama-sama menuju Tuhan. Ini bisa diartikan bahwa tanpa wahyupun orang bisa mendapatkan kebenaran bagaimana cara beribadah dan cara hidup di dunia lainnya. Sayangnya, tidak banyak tulisan asli Al Kindi yang bertahan hingga zaman modern untuk dikaji ulang. Sebagian yang ada hingga kini adalah komentar atas komentar tulisan Al Kindi. Bisa saja, komentar yang pertama sudah bias karena tidak memahami pendapat asli Al Kindi.

Ilmuwan Italia zaman Rennaisance Geralomo Cardano (1501-1575) menyebut Al Kindi sebagai salah satu dari 12 pemikir terbesar Zaman Pertengahan. Menurut Ibnu Nadim, Al Kindi menulis sedikitnya 260 buku, di antaranya 32 buku tentang geometri, 22 buku tentang kedokteran, 22 buku filsafat, 9 buku logika, 12 buku fisika. Meskipun banyak bukunya telah hilang, sebagian terjemahan latinnya diselamatkan Gerard of Cremona dan sebagian lain ditemukan di sebuah perpustakaan di Turki.

Harbi Al Himyari adalah ilmuwan Arab dari Yaman hidup antara abad 7 - 8 M. Dia adalah salah satu guru dari ahli kimia terbesar Jabir al Hayyan. Namun biografinya tidak banyak diketahui.

Abu Muhammad Al Hasan bin Ahmad bin Ya’qub Al Hamdani (sekitar 893-945 M) adalah Muslim Arab yang ahli geografi, pujangga, ahli bahasa, sejarawan dan astronom. Dia berasal dari suku Hamdan, di barat Amran Yaman. Dia adalah salah satu wakil kebudayaan Islam pada masa-masa akhir Khilafah Abbasiyah.

Sayang data biografi Al Hamdani sangat sulit diketahui, meskipun karya ilmiahnya tersebar luas. Dia sangat dikenal reputasinya sebagai grammarian (ahli bahasa), tetapi juga menulis banyak puisi, mengompilasi label astronomi, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mempelajari sejarah dan geografi kuno Arabia.

Ayahnya adalah pengelana dan sering harus ke kota-kota Kufah, Baghdad, Basra, Oman dan Mesir. Pada usia 7 tahun, dia telah mulai bercakap tentang pengelanaan. Dia lalu pergi ke Makkah dan tinggal dan belajar di sana lebih dari enam tahun. Belakangan dia balik ke San'a dan berkarya di Himyar. Namun sikapnya yang kritis terhadap politik membuatnya dipenjara hingga dua tahun. Setelah dilepas dia kembali ke Rayda, dan dalam perlindungan sukunya, dia berkarya di sana sampai wafat hingga 945 M.

Karya Al Hamdani tentang Geografi Jazirah Arab (Sifat Jazirat ul-Arab) adalah karya yang sangat penting di bidang ini, bahkan hingga seribu tahun kemudian sebagaimana diakui oleh A Sprenger dalam bukunya "Post- und Reiserouten des Orients" (Leipzig, 1864) dan dalam "Alte Geographic Arabiens" (Bern, 1875). Karya besar Al Hamdani yang lain adalah "lklil" (Mahkota) yang membahas genealogi (silsilah) para Himyarit, peperangan di antara mereka dan para rajanya, dalam 10 jilid. Jilid 8 tentang kota-kota dan istana di Arab Selatan telah diedit dan dikomentari oleh Muller dalam buku "Die Burgen und Schlosser Sudarabiens" (Vienna, 18
79-1881).

6 komentar

  1. Subhanallah akhi, tapi mungkinkah kejayaan islam di masa lalu dapat terulang lagi?? rasanya sulit, deh.. coba tengok saja sekarang.. umat islam malah banayk tercerai berai...

    BalasHapus
  2. @Anonim Betul, akh.. memang jika kita membandingkannya dengan realitas umat sekarang, maka pasti kita akn mendapati berfikir bahwa hal itu hal sangat sulit, salah satu alasannya adalah yang antum ketakan, "kita tercerai berai".. tapi jangan menjadi (maaf) pragmatis karena hal itu, bukankah Allah telah mengatakan di dalam qs.24:55, bahwa Dia telah berjajnji akan menjadikan umat islam berkuasa seperti jaman kejayaan dulu..

    itu adalah sebuah kenscyaan, akhi! yang jelas kmenangan islam itu (sekalipun itu sebuah janji dari Allah)harus diusahakan, karena Allah pun berfirman bahwa Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang mengubah keadaan mereka! (qs.ar Radd)

    karena itu, ayo kita kaji dan dakwahkan islam, dan jadikan islam sebagai pandangan hidup kita.. Allah Akbar!!

    BalasHapus
  3. assalamualaykumwrwb, jazzakalloh atas share informasinya, syukron jazzakalloh khoir pula telah mampir ke blog saya.

    smoga Allah ta'ala senantiasa melimpahkan hidayah-Nya kpd kita, amiin...

    BalasHapus
  4. subhalallah... secara umum, ilmuwan muslim memang tak kalah dengan ilmuwan2 yg lainnya..., tapi sayang, sekarang masih sedikit sekali yang dapat mengikuti jejak para pendahulu...

    btw, makasih infonya ya sob... sukses selalu...

    BalasHapus
  5. memang gan... sebetulnya ilmuan muslim merupakan generasi yang mendahului zaman...
    dan orng2 barat tidak ada yang menyangkalnya... merekalah yang menginspirasi, newton, einstein, dll...
    merekalah yang mengajarkan 'mereka' untuk mengenal peradaban dunia...

    BalasHapus
  6. Saya yakin suatu saat Muslim akan kembali berjaya

    BalasHapus

Peternakan Kelinci Holland Lop Sheno dan Rizky
Jl. Cikadut Dalam (Arah Terminal Cicaheum Bandung) No. 270, RT 6/ RW 3, Mandalajati, Karang Pamulang, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat 40273
0819-1050-0571

www.jualkelincihollandlop.info